Rabu, 20 Desember 2017

BUTUS: ADA PESAN DI BALIKNYA









Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Salah satu tradisi yang tidak asing di daerah Lombok adalah butus atau perutuq. Butus atau peretuk adalah adat masyarakat Lombok yang berkaitan dengan proses penyembuhan orang sakit. Butus atau perutuq dilakukan apabila jika seseorang merasakan mual-mual dan pusing yang tak berkesudahan, maka dilakukanlah butus atau peretuq ini dengan harapan orang yang sakit tersebut sembuh. Rasa mual dang pusing itu dipercaya disebabkan oleh keluarganya yang sudah meninggal yang ingin memberi pesan. Di dalam butus sendiri memiliki beberapa tata cara dalam pelaksanaannya. Pertama salah seorang dari utusan orang yang sakit mendatangi seseorang yang dianggap orang pintar atau disebut dengan belian. Setelah utusan ini menceritakan kalau ada orang yang sakit, maka barulah butus ini dilakukan. Butus ini dilakukan dengan mengambil seikat kecil rambut di daerah ubun-ubun utusan tersebut kemudian ditarik oleh belian yang terlebih dahulu dibacakan mantra. Apabila tarikan tersebut berbunyi berarti orang yang sakit itu sedang ditegur oleh keluarganya yang sudah meninggal. Di dalam penarikan rambut tersebut akan disebutkan nama keluarganya yang sudah meninggal terlebih dahulu. Apabila berbunyi maka nama keluarga yang disebutkan itulah yang telah menegurnya. Akan tetapi apabila tidak berbunyi maka nama yang disebutkan itu bukanlah yang menegurnya. Setelah dilakukan butus, biasanya orang yang sakit tersebut akan membaik. Pesan yang ingin disampaikan melalui butus ini adalah agar kita selalu menjaga prilaku kita, sebab ketemuq ini terjadi sebagai akibat dari kelakuan yang tidak baik, sehinga ditegur oleh orang yang sudah meninggal.

13 komentar:

Piagam Gumi Sasak: saatnya masyarakat untuk sadar kembali pada jati diri bangsa Sasak

Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku bangsa Sasak dengan beragam keunikan, ciri khasnya, dan nilai-nilai kearifan lokal y...